11 Makanan Yang Mengoptimalkan Autophagy
Autophagy adalah proses biologis di mana sel membersihkan diri dengan mendaur ulang komponen-komponen yang rusak atau tidak diperlukan. Kata “autophagy” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “memakan diri sendiri.” Proses ini sangat penting bagi kesehatan tubuh, terutama dalam melawan penyakit degeneratif, meningkatkan umur panjang, dan memperbaiki fungsi seluler.
Dua Tokoh Ilmuwan Nobel dalam Autophagy
Cristian de Duve (1968) Cristian de Duve, seorang ahli biokimia Belgia, adalah penemu istilah "autophagy" pada tahun 1960-an. Dia menemukan lisosom, organel seluler yang memainkan peran penting dalam proses autophagy. Atas kontribusinya dalam bidang fisiologi dan kedokteran, de Duve dianugerahi Nobel pada tahun 1968.
Yoshinori Ohsumi (2016) Yoshinori Ohsumi, seorang ahli biologi sel dari Jepang, memimpin penelitian mendalam tentang mekanisme molekuler autophagy. Pada 1990-an, ia menggunakan ragi untuk mengidentifikasi gen-gen yang terlibat dalam proses autophagy dan menjelaskan cara kerjanya. Temuannya membuka pintu untuk memahami bagaimana autophagy terkait dengan berbagai penyakit, termasuk kanker dan Alzheimer. Atas kontribusinya, ia menerima Penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 2016.
10 Makanan yang Mengoptimalkan Autophagy
Kopi Hitam Tanpa Gula Kopi hitam mengandung senyawa polifenol yang dapat merangsang autophagy, terutama saat diminum saat puasa.
Teh Hijau dan Earl Grey (Bergamot) Teh hijau kaya akan epigallocatechin gallate (EGCG), senyawa yang membantu meningkatkan proses autophagy.
Suplemen: Vitamin D, K3, dan L-Carnitine Vitamin D dan K3 serta L-Carnitine dapat meningkatkan efisiensi metabolisme dan mendukung regenerasi sel melalui autophagy.
Yogurt Kaya akan probiotik, yogurt membantu memperbaiki kesehatan usus, yang berhubungan erat dengan proses autophagy di seluruh tubuh.
Jamur (Saga dan Reishi) Kedua jenis jamur ini memiliki senyawa bioaktif yang mendukung perbaikan seluler dan meningkatkan kekebalan tubuh.
Sayuran Cruciferous (Broccoli, Kubis, Kol, Pakcoy) Sayuran ini mengandung sulforaphane, zat yang diketahui dapat merangsang autophagy dan memberikan perlindungan terhadap stres oksidatif.
Ikan (Salmon dan Sarden) Ikan yang kaya akan asam lemak omega-3 seperti salmon dan sarden dapat mengurangi peradangan dan mendukung autophagy.
Jahe dan Kunyit Kedua rempah ini memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan yang kuat, yang berkontribusi pada optimalisasi proses autophagy.
Buah Berry (Blackberry dan Blueberry) Buah berry mengandung anthocyanin dan antioksidan tinggi yang membantu melawan radikal bebas dan mendukung autophagy.
Minyak Zaitun (Virgin, Extra Virgin, dan MCT Oil) Minyak ini kaya akan lemak sehat yang mendukung fungsi mitokondria dan proses autophagy.
Sari Rempah Bambu (Garam Bambu) Dengan seluruh keunggulannya, garam bambu membantu proses metabolisme. Juga memperbaiki keseimbangan asam basa tubuh.
Kesimpulan
Autophagy adalah mekanisme penting yang memungkinkan tubuh membersihkan sel-sel yang rusak dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Dengan mengenal kontribusi besar dari Cristian de Duve dan Yoshinori Ohsumi, kita dapat lebih menghargai pentingnya penelitian ini. Konsumsi makanan tertentu, seperti yang disebutkan di atas, dapat membantu mengoptimalkan proses autophagy, sehingga mendukung pencegahan penyakit dan peningkatan kualitas hidup.
Posting Komentar